Mini Website sebagai Sarana Berbagi Pengetahuan

Contoh Dialog Interaktif Televisi TERBARU 2016 (METRO TV, TV ONE)

Jurnal Perempuan (JP) : Bagaimana menurut Anda proses perjalanan sastra perempuan kita? 

Melani Budianta (MB) : Kita harus melihat bahwa sastra adalah suatu kegiatan tulis-menulis kreatif yang disosialisasikan melalui media ke masyarakat umum. Lalu mengapa masalah perempuan dipersoalkan? Di berbagai negara ada gejala umum kurang terekamnya kegiatan tulis-menulis perempuan dalam sejarah kesusastraan baik dalam bentuk publikasi formal maupun yang diakui oleh kritikus sastra. Padahal banyak perempuan yang sangat aktif di bidang ini. Di sinilah muncul pertanyaan tentang apa yang menjadi kendala. Jikalau para perempuan memproduksi karya sastra, apakah berbeda dengan yang ditulis oleh laki-laki? Memang ada kendala-kendala yang bersifat kultural maupun sosial sehingga aktivitas kesenian kesusastraan perempuan ini kurang terekam. Kendala-kendala itu berkaitan dengan kondisi perempuan di dalam masyarakat secara umum. Misalnya, perempuan berteater dalam zaman dan konteks masyarakat tertentu secara normatif tidak bisa diterima. Dalam kesusastraan Amerika tahun 1980-an, banyak sekali perempuan berperan aktif menulis dan mempublikasikan karyanya di media massa. Akan tetapi, sejarah sastra tahun 1960-an hanya merekam sastrawan laki-laki. Mengapa?  


JP : Bagaimana dengan keberadaan para penulis perempuan muda kita? 

MB : Memang mulai muncul penulis-penulis perempuan muda dengan variasi gaya yang sangat menonjol dengan pembaca yang juga berbeda-beda. Ini hal yang sangat positif, mungkin karena anak-anak muda ini hidup di generasi yang tidak terlalu terhambat masalah gender, Atau adanya kebebasan ruang ekspresi seperti teknologi dan kehidupan yang kosmopolit.

JP : Kalau kita lihat Ayu Utami, Dewi Lestari, Fira Basuki, Djenar Mahesa Ayu, Dinar Rahayu, dan penulis perempuan lainnya, ada satu titik tentang seksualitas perempuan yang menjadi tema pokok. Tanggapan Anda? 

MB : Itu hal yang wajar karena perempuan mempunyai hak atas tubuhnya sendiri. Tubuh perempuan bukan sesuatu yang tabu tetapi sesuatu yang positif. Bukankah perempuan mempunyai hak untuk mengapresiasi tubuhnya sendiri? 

JP : Mengapa harus dimulai dari tubuh? 

MB : Karena tubuh bagian yang paling dekat dengan perempuan. Dalam wacana-wacana lama, fungsi seksualitas perempuan dekat dengan melahirkan anak atau mereproduksi dan kemudian hidupnya diabadikan untuk membesarkan anak. Jadi perempuan cenderung tidak memiliki hak atas dirinya sendiri. Gerakan perempuan sudah menunjukkan bahwa semua orang berhak atas tubuhnya. Perempuan juga berhak atas kesehatan dan kenikmatan tubuhnya sendiri. Mungkin ini menjadi baru ketika biasanya begitu sopan santun terjaga sehingga sedikit mengejutkan, barangkali. Tapi buat negara-negara tertentu hal ini sudah lama terjadi. 

JP : Adakah perbedaan penulisan seksualitas perempuan yang ditulis laki-laki dengan penulisan seksualitas perempuan yang ditulis perempuan?

MB : Sebetulnya ini perlu penelitian tersendiri. Begitu jelas dalam novel-novel umum yang lebih menonjolkan perspektif laki-laki. Novel-novel tersebut lebih memunculkan perempuan sebagai objek atau korban. Tentu menjadi berbeda dengan perspektif perempuan bahwa perempuan memiliki hak atas seksualitas dirinya sendiri. 

JP : Banyak anggapan penulis perempuan akan terkenal jika di bawah bayang-bayang penulis laki-laki yang sudah terkenal. 

MB : Itu masih mempertanyakan dan meragukan kemampuan seorang pengarang perempuan. Barangkali ada anggapan itu karena kehebatan seorang laki-laki di belakangnya. 

JP : Apa itu proses ketidakadilan? 

MB : Ya, dalam tatanan yang masih besar, artinya akan selalu harus dihadapi. 

JP : Bagaimana dengan adanya kecurigaan tentang menonjolnya penulis perempuan karena cantik sebagai objek dari budaya massa? 

MB : Definisi kecantikan banyak sekali. Apakah kemudian perempuan dipakai atau memakai budaya massa yang memang mempunyai konsepkonsep tertentu dan kemudian menjadi sarana promosi? Itu hal lain. Kita tahu Dewi Lestari sangat bisa memanfaatkan promosi publikasi.

DOWNLOAD SEMUA? MARI
Tag : Dialog
0 Komentar untuk "Contoh Dialog Interaktif Televisi TERBARU 2016 (METRO TV, TV ONE)"

Silakan Tulis KOMENTAR yang tidak mengandung SARA DAN P*RN*GRAFI.

Back To Top